Sejarah Desa
SEJARAH SINGKAT
ASAL USUL DESA POHKUMBANG
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN
Setiap desa pastinya memiliki cerita sejarah yang sangat menarik untuk kita telaah, begitupun dengan desa Pohkumbang. Pada dasarnya, sejarah cerita desa Pohkumbang, dirangkum berdasarkan cerita dari para sesepuh desa dan tokoh masyarakat yang memang dipandang memiliki andil dalam perkembangan dan kemajuan Desa Pohkumbang. Dari cerita sejarah desa yang beredar luas di Desa Pohkumbang, dengan berbagai versi dan narasumber, maka didapatilah rangkuman cerita yang mendekati kebenaran tentang asal usul desa Pohkumbang, yang didasari bukti otentik berupa catatan silsilah kepemimpinan di desa Pohkumbang, dan cerita dari narasumber yang masih memiliki trah/keturunan dari silsilah tersebut.
Sejarah dinamainya Desa Pohkumbang berasal dari kepemimpinan R. SINGOWONGSO, yang mana beliau adalah keturunan dari trah Mataram (jogja). Informasi ini didapati berdasarkan bukti catatan silsilah yang dimiliki oleh salah satu narasumber sejarah desa. Selain bukti catatan silsilah, didapati juga makam dari R. SINGOWONGSO yang saat ini masuk wilayah RW I dukuh Pringamba, yang masih terjaga dan dengan kondisi lumayan baik, namun hanya beberapa orang yang tahu bahwa makam tersebut adalah cikal bakal pendiri Desa Pohkumbang.
Pada saat kepemimpinan R. Singowongso, wilayah Desa Pohkumbang masih dalam bentuk KADEMANGAN dan masuk dibawah kepemerintahan Kerajaan Mataram (Jogja). Dalam kepemimpinannya pemerintahaan berjalan dengan sangat baik dan taat kepada atasannya. Bukti kepatuhan beliau kepada pimpinannya adalah selalu tepat waktu dalam hal memberikan upeti/pajak dengan besaran pajak/upeti sesuai ketetapan kepemerintahan di Kerajaan Mataram( Jogja ). Pada waktu itu sangat marak perampokan/pembegalan terjadi ketika akan mengantar upeti/pajak. Namun Setiap tahun perjalanannya ke Kerajaan Mataram selalu aman dari gangguan perampok/begal, sedangkan jarak Kademangan Pohkumbang ke Mataram (Jogja) sangatlah jauh. Hal ini membuat petinggi di Mataram sangat menganggumi kesaktian dan kepemimpinan beliau.
Suatu ketika R. Singowongso mengantar pajak/upeti ke Mataram, beliau ditawari hadiah oleh pemimpin Mataram yang cukup membuatnya terkejut, beliau ditawari hadiah akan dinikahkan dengan putri dari pemimpin Mataram, yang mana putri tersebut sangatlah cantik dan bersahaja. Tetapi R. Singowongso menolak dengan halus, dengan alasan bahwa beliau sudah mempunyai seorang istri. Namun pemimpin Mataram tersebut terus memaksa beliau untuk menikahi putrinya, dengan alasan bahwa beliau adalah orang yang adil dan bijaksana, sehingga akan sangat mampu dalam hal membimbing putrinya tersebut dalam berumahtangga. Dan pada akhirnya, beliau menerima tawaran/hadiah tersebut dan membawa putri tersebut kembali ke kademangannya.
Pada akhirnya, R. Singowongso bersiap untuk kembali ke kademangan, namun beliau sangat khawatir untuk keselamatan sang putri. Demi keselamatan sang putri, beliau mempunyai cara yang sangat unik, yakni dengan cara mengolesi wajah sang putri menggunakan arang, dengan maksud agar sang putri terlihat jelek dan tidak menarik perhatian dari para begal/perampok.
Singkat cerita, selamatlah beliau dan sang putri sampai ke kademangan. Dan benar saja, setelah sang putri membersikan arang dari wajahnya, keluarga R. Singowongso sangat terpesona dengan kecantikan sang putri. Untuk menutupi identitas asli sang putri, maka R. Singowongso memberikan nama baru untuk sang putri, dengan nama “Raden Ayu Lerang” yang dalam bahasa Jawa berarti putri cantik yang wajahnya lorang lareng (corat coret). Nama tersebut terinspirasi dari peristiwa perjalanan sang putri ke kademangan yakni mengolesi wajahnya dengan arang,
R. Singowongso menceritakan kejadian yang dialaminya kepada keluarganya, terutama kepada istrinya. Dan tanpa diduga, istri beliau sangat menerima kehadiran dari Raden Ayu Lerang dan mengikhlaskan untuk dipersunting menjadi istri kedua beliau. Selanjutnya hubungan antara istri pertama beliau dengan Raden Ayu Lerang semakin harmonis. Tentu saja hal ini membuat beliau senang. Namun disisi lain membuat pemikiran beliau harus bersikap adil dan bijaksana untuk kedua istrinya.
Untuk memenuhi rasa keadilan beliau, maka beliau berencana akan membagi wilayah kademangan menjadi 2 (dua) bagian. Setelah memikirkan sekian lama, maka diputuskanlah oleh beliau untuk membagi wilayah kademangannya. Wilayah Kademangan I diberikan kepada istri keduanya, yaitu Raden Ayu Lerang, dan wilayah II diberikan untuk istri pertamanya. Namun meski dibagi 2 wilayah, untuk kepemimpinan tetap dalam 1 kademangan. Dan pada saat akan mengumumkan keputusannya, beliau teringat akan pesan dari orang tua dari Raden Ayu Lerang untuk memberikan nama pada kademangan yang beliau pimpin.
Akhirnya R. Singowongso memberikan nama kademangannya dengan nama “KADEMANGAN POHKUMBANG”. Nama tersebut terdiri dari dua kata, yaitu POH dan KUMBANG. Kata POH dalam hal ini menurut narasumber mempunyai arti “tengah – tengah”, sedangkan kata KUMBANG berarti hewan kumbang, dimana hewan kumbang selalu hinggap diantara kembang/bunga untuk menghasilkan madu untuk keluarganya.
Dengan kata lain, menurut narasumber kata POHKUMBANG bermakna “bersikap adil dan bijaksana dalam kepemimpinan”. Dalam hal ini R. Singowongso harus bisa bersikap adil dan bijaksana untuk kedua istrinya.
Demikianlah sejarah singkat dari Asal Usul Desa Pohkumbang, yang mana cerita ini dirangkum dari berbagai narasumber serta didukung dengan fakta/bukti yang ditemukan. Dan pastinya, cerita ini banyak kekurangan atau ada sebagian orang yang mungkin tidak mempercayainya, namun terlepas dari itu cerita sejarah ini dibuat tanpa mengurangi atau menambahkan dari keterangan narasumber.
============================================
Download Dokumen Terlampir :